Sebenernya udah lama banget pengen nulis tentang SYMPHONESIA. Sayangnya baru sekarang ya bisa tersalurkan. Temen-temen lainnya udah bayak banget yang nulis tentang ini, rata-rata sih di Facebook dan ngetag temen lainnya. Sayangnya saya bukan tipe orang yang suka untunk nulis note di FB, saya lebih suka nulis di blog. Dan karena segera setelah SYMPHONESIA saya pergi ke Pekanbaru, dan diikuti kegilaan lainnya, baru sekarang ini bisa nulis. Meskipun ya, keliahatannya euphorianya udah selesai, ga ada salahnya toh, kalo ini diceritakan juga. Meskipun menulis ini ditengah-tengah deadline tugas, well, ini saran relaksasi juga kan...
Nah, apa sih SYMPHONESIA??? Bagi kamu mahasiswa UNPAD jurusan HI, keterlaluan kalo ga tau. Bagi kamu mahasiswa UNPAD Jatinangor, pernah liat baligho segede gaban di bunderan boulevard, pernah liat orang tereak "Symphonesia..." di gerbang lama, atau malah pernah ditawarin tiketnya.. Bagi anak-anak UNPAD Dipatiukur, baligho depan kampus DU udah cukup besar ya... Bagi anak ITB, konon katanya, spanduknya ada di Ganesha, dan tentu saja balighonya di depan jalan ke SABUGA... Bagi masayarakat Bandung, yang juga mendengarkan Radio Ardan, pasti pernah denger iklannya. Bagi yang ga tahu, makannya saya sekarang nulis. Hehe..
SYMPHONESIA, atau seperti disingkat panitia lain sebagai Sympho, merupakan sebuah proyek besar Himpunan Mahasiswa HI periode 2007-2008. Awalnya sih ini dicetuskan sebagai sebuah IR EXPO, yang ingin mengumpulkan semua elemen HI UNPAD dalam sebuah perhelatan akbar. Nah, di Rapat Kerja HIMA tercetuslah ide ini, meskipun pada saat itu belum menjadi sebuah konsep matang, tapi hanya sebuah blueprint. Untungnya Departemen Seni Budaya, yang saat itu masih di bawah Teh Niken, punya program Gelar Budaya Nusantara. Akhirnya, program kerja itulah yang menjadi landasan utama IR Expo, saat itu belum menjadi Sympho. Dengan catatan : semua departemen di bawah HIMA memberikan sumbangsihnya, dalam kepanitiaan, dan juga acara. Jadilah semua departemen, yang memungkinkan untuk memasukan acaranya ke dalam Sympho, mendelegasikan acara nya, yang notabene program unggulan ke dalam struktur Sympho.
Pada saat itu, saya masih berada di bawah Departemen Kajian. Kajian biasanya identik dengan seminar, diskusi, dll. Makanya, untuk Sympho kajian memasukan Seminar sebagai salah satu mata acara Sympho. Meski akhirnya, format seminar itu berubah menjadi talkshow. Temanya sih masih sama dengan tema utama dari Sympho, yaitu kebudayaan. Nah, saat memilih siapa yang akan menjadi Penanggung Jawab acaranya, yang available saat itu adalah Dennis. Maka jadilah ibu yang satu itu menjadi perwakilan Kajian di kepanitiaan inti Sympho. Nah, saya di mana ya???
Saya sendiri bergabung di bawah Divisi Acara, tepatnya di bawah Konser. Penanggung jawabnya sendiri adalah Okky, yang sekarang jadi Ketua HIMA. Sebenernya saya kurang deket sama Okky sebelumnya. Hanya tau kalo dia adalah ketua Makrab 2006. Nah, kenapa saya masuk kesana ? Jawabannya, pertama karena saya memang milih untuk masuk ke konser. Dengan bayangan konser besar, saya jadi antusias untuk masuk ke divisi ini. Kedua, karena saya pernah jadi Show Director untuk HI-Lite. Ketiga, karena mungkin cuma di sini saya bisa kerja. Hehehe.
Nah, di konser, kita sebenernya bertugas untuk membuat sebuah pagelaran seni sebagai puncak dari acara Sympho sendiri. Apa sih yang menjadi menarik bagi sebuah pagelaran? Pastinya, bintang tamu. Mulailah kita menyusun list artis, mulai dari yang indie sampe label gede. Mulai dari yang pop sampe rock. Mulai dari jazz sampe dance. Setelah disusun, serta mempertimbangkan budget yang ada, mulailah mengontact para manager untuk ngecek jadwal si artis dll. Saya, ternyata, kebagian untuk RAN sama Maliq & d'essentials. Untuk RAN ternyata ga available. Untuknya Maliq bisa. Jadilah Maliq menjadi headliner konser kebudayaan Sympho dengan artis lain seperti SORE, MOCCA, Closehead, DEP, dll. Lalu dimana letak kebudayaannya? Kita juga menghadirkan penampilan kebudayaan dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Saman, Saung Angklung Udjo, dll.
Ternyata kerja saya cukup edan saat itu. Menjadi penghubung untuk Maliq, termasuk nego fee dan riders, memberikan saya pelajaran bahwa kerja di dunia entertainment bukanlah sebuah kerjaan yang mudah. Untuk menampilkan sebuah tontonan yang kelas satu, sebuah band pasti berurusan dengan sound, lighting, akomodasi, logistik, transportasi, dll. Jadilah saya tahu mengapa fee yang dibayarkan menjadi sangat worth it. The price tell us the performance. Dan itu yang terjadi dengan Maliq. Bisa dikatakan. Maliq lah bintangnya malem itu. Dan untuk mendatangkan Maliq, serta menampilkan yang terbaik, persiapan bukan hanya dalam satu dua hari. Jadi inget saya, malem-malem sama Aji dan Indra, anak logistik yang in charge buat sound dan lighting, ke tempat orang soundnya, dan saya tau betapa ribentnya nyiapain semua audio itu. Hehehe.. Belum lagi, harus selalu keep contact sama Dita, koordinator Akomodasi, untuk mastiin semua akomodasi band pas manggung.
Setelah semua persiapan pra konser hampir selese, tugas baru pun datang. Kali ini saya ditujuk untuk menjadi Stage Manage I. Mulailah membuat rundown, memikirkan stage flow, alur artis, dll. Dan puncaknya hari H, saya harus selalu di samping panggung untuk koordinasi ke SM lainnya, ke Koor lainnya, ke koor saya, ke sound, ke lighting, dll. Total hapir dari 10 jam pertunjukan terbayar ketika saya melihat venue penuh, tepuk tangan membahana, sing along, dan jeritan penonton. Semua terbayar dalam satu malam.
Untuk itu, saya disini ingin memberikan terimakasih dan acungan jempol untuk :
Nah, apa sih SYMPHONESIA??? Bagi kamu mahasiswa UNPAD jurusan HI, keterlaluan kalo ga tau. Bagi kamu mahasiswa UNPAD Jatinangor, pernah liat baligho segede gaban di bunderan boulevard, pernah liat orang tereak "Symphonesia..." di gerbang lama, atau malah pernah ditawarin tiketnya.. Bagi anak-anak UNPAD Dipatiukur, baligho depan kampus DU udah cukup besar ya... Bagi anak ITB, konon katanya, spanduknya ada di Ganesha, dan tentu saja balighonya di depan jalan ke SABUGA... Bagi masayarakat Bandung, yang juga mendengarkan Radio Ardan, pasti pernah denger iklannya. Bagi yang ga tahu, makannya saya sekarang nulis. Hehe..
SYMPHONESIA, atau seperti disingkat panitia lain sebagai Sympho, merupakan sebuah proyek besar Himpunan Mahasiswa HI periode 2007-2008. Awalnya sih ini dicetuskan sebagai sebuah IR EXPO, yang ingin mengumpulkan semua elemen HI UNPAD dalam sebuah perhelatan akbar. Nah, di Rapat Kerja HIMA tercetuslah ide ini, meskipun pada saat itu belum menjadi sebuah konsep matang, tapi hanya sebuah blueprint. Untungnya Departemen Seni Budaya, yang saat itu masih di bawah Teh Niken, punya program Gelar Budaya Nusantara. Akhirnya, program kerja itulah yang menjadi landasan utama IR Expo, saat itu belum menjadi Sympho. Dengan catatan : semua departemen di bawah HIMA memberikan sumbangsihnya, dalam kepanitiaan, dan juga acara. Jadilah semua departemen, yang memungkinkan untuk memasukan acaranya ke dalam Sympho, mendelegasikan acara nya, yang notabene program unggulan ke dalam struktur Sympho.
Pada saat itu, saya masih berada di bawah Departemen Kajian. Kajian biasanya identik dengan seminar, diskusi, dll. Makanya, untuk Sympho kajian memasukan Seminar sebagai salah satu mata acara Sympho. Meski akhirnya, format seminar itu berubah menjadi talkshow. Temanya sih masih sama dengan tema utama dari Sympho, yaitu kebudayaan. Nah, saat memilih siapa yang akan menjadi Penanggung Jawab acaranya, yang available saat itu adalah Dennis. Maka jadilah ibu yang satu itu menjadi perwakilan Kajian di kepanitiaan inti Sympho. Nah, saya di mana ya???
Saya sendiri bergabung di bawah Divisi Acara, tepatnya di bawah Konser. Penanggung jawabnya sendiri adalah Okky, yang sekarang jadi Ketua HIMA. Sebenernya saya kurang deket sama Okky sebelumnya. Hanya tau kalo dia adalah ketua Makrab 2006. Nah, kenapa saya masuk kesana ? Jawabannya, pertama karena saya memang milih untuk masuk ke konser. Dengan bayangan konser besar, saya jadi antusias untuk masuk ke divisi ini. Kedua, karena saya pernah jadi Show Director untuk HI-Lite. Ketiga, karena mungkin cuma di sini saya bisa kerja. Hehehe.
Nah, di konser, kita sebenernya bertugas untuk membuat sebuah pagelaran seni sebagai puncak dari acara Sympho sendiri. Apa sih yang menjadi menarik bagi sebuah pagelaran? Pastinya, bintang tamu. Mulailah kita menyusun list artis, mulai dari yang indie sampe label gede. Mulai dari yang pop sampe rock. Mulai dari jazz sampe dance. Setelah disusun, serta mempertimbangkan budget yang ada, mulailah mengontact para manager untuk ngecek jadwal si artis dll. Saya, ternyata, kebagian untuk RAN sama Maliq & d'essentials. Untuk RAN ternyata ga available. Untuknya Maliq bisa. Jadilah Maliq menjadi headliner konser kebudayaan Sympho dengan artis lain seperti SORE, MOCCA, Closehead, DEP, dll. Lalu dimana letak kebudayaannya? Kita juga menghadirkan penampilan kebudayaan dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Saman, Saung Angklung Udjo, dll.
Ternyata kerja saya cukup edan saat itu. Menjadi penghubung untuk Maliq, termasuk nego fee dan riders, memberikan saya pelajaran bahwa kerja di dunia entertainment bukanlah sebuah kerjaan yang mudah. Untuk menampilkan sebuah tontonan yang kelas satu, sebuah band pasti berurusan dengan sound, lighting, akomodasi, logistik, transportasi, dll. Jadilah saya tahu mengapa fee yang dibayarkan menjadi sangat worth it. The price tell us the performance. Dan itu yang terjadi dengan Maliq. Bisa dikatakan. Maliq lah bintangnya malem itu. Dan untuk mendatangkan Maliq, serta menampilkan yang terbaik, persiapan bukan hanya dalam satu dua hari. Jadi inget saya, malem-malem sama Aji dan Indra, anak logistik yang in charge buat sound dan lighting, ke tempat orang soundnya, dan saya tau betapa ribentnya nyiapain semua audio itu. Hehehe.. Belum lagi, harus selalu keep contact sama Dita, koordinator Akomodasi, untuk mastiin semua akomodasi band pas manggung.
Setelah semua persiapan pra konser hampir selese, tugas baru pun datang. Kali ini saya ditujuk untuk menjadi Stage Manage I. Mulailah membuat rundown, memikirkan stage flow, alur artis, dll. Dan puncaknya hari H, saya harus selalu di samping panggung untuk koordinasi ke SM lainnya, ke Koor lainnya, ke koor saya, ke sound, ke lighting, dll. Total hapir dari 10 jam pertunjukan terbayar ketika saya melihat venue penuh, tepuk tangan membahana, sing along, dan jeritan penonton. Semua terbayar dalam satu malam.
Untuk itu, saya disini ingin memberikan terimakasih dan acungan jempol untuk :
- Allah SWT, Yang Memudahkan Semuanya. Untuk kekuatan-Nya menjadikan saya bisa.
- Orang tua saya. Yang selalu sabar ketika anaknya ditelpon tapi tidak diangkat karena sedang rapat, untuk nasehatnya agar jaga kesehatan.
- Temen-temen yang ambil mata kuliah yang sama, untuk informasi tugasnya, ketika saya tidak masuk.
- Ricco dan teh Tara, untuk kepercayaan yang diberikan.
- Okky, koor yang selalu pusing, yang di hari saya akhirnya liat senyum di dirinya.
- Teh Niken, Widhi, dan Lidya, sesama SM yang riweuh banget. Khusus untuk Widhi, terimakasih karena udan bergabung dan memberikan tumpangan tidur.
- Brina, Ahmad, Uwie, Venda, Fransis. BSM yang menjaga artis kita.
- Insan dan Bembi. Technical Manager, yang membuat semua tampilan audio dan visual yang ok gila.
- Dityo, Aji, dan Indra, juga semua Logistik, dengan nama sandi BlackHawkDown. Untuk semua kebutuhan konsernya.
- Dita dan akomodasi. Makasih ya, untuk dikasih kamar Setabudhi, yang ga dipake..
- Ichel, Lo Maliq. Yang sangat sabar menghadapi Mas Adjie.... Yang udah menjadi penyambung kita.
- Semua Panitia, keluarga HI UNPAD, yang tidak tercatakan...
No comments:
Post a Comment