Demi tiket murah, kemah di JCC pun dijabanin.
Dengan azas ingin tiket di bawah 6 juta rupiah, atau mungkin di bawah 5 juta rupiah, untuk perjalanan selanjutnya ke Australia, saya dan teman-teman memutuskan untuk bertaruh di Garuda Indonesia Travel Fair 2010. Setelah mendapatkan sms dari Lydia tentang GATF 2010, saya mulai mencari informasi di internet, dan terkejut bahwa CGK-MEL return hanya 410 USD. Bandingkan dengan fare normal yang sampe 700++ USD. Murah bukan?
Mulailah kami menyusun strategi dan mengumpulkan uang, dengan harapan 5 juta dapet tiket plus satu tiket untuk pempimbing. Sayangnya saya kurang jeli. 410 itu basic fare yang mana harus ditambah pajak, fuel, dll. Sayangnya lagi saya baru sadar itu ketika besoknya berniat untuk ke Jakarta bersama Nabila, teman saya yang lainnya. Jadilah semalaman cari info berapa pajak GA, dengan lihat kalkulasi tiket CGK-ICN saya, yang hanya 70 USD. Asumsi nih. Saya juga cari alternatif lain. Qantas yang 560 basic fare jadi 775 setelah tax. AirAsia direct MEL harus via KUL. Cathhay, via SIN atau HKG malah 1400-an. Gila ini. JetStar full booked. Maka demi kejelasan, diputuskan bahwa besoknya saya akan ke Garuda Bandung untuk konfirmasi pajak, untungnya saya kenal satu orang yang kerja di sana.
Ternyata, pajak untuk basic fare 410 adalah 140 USD! Jadi, kurang uang ceritanya. Paniklah saya dan minta uanglah saya ke teman-teman, dengan asumsi dapet tiket yang 550. Ke Jakarta dan baru ke GATF jam 6-an. Ternyata, yang berburu tiket bukan 100-200 orang, bisa dibilang ribuan. Apalagi ada midnight sale. Setelah mengantri di salah satu booth hampir satu jam, ternyata untuk tanggal yang kita pilih flight baliknya full booked. Cari tanggal berkali-kali, mbaknya bete. Kita disuruh mundur. Pindahlah Nabila ke booth lain, Shilla Tour, sementara saya mengantri ulang. Sayangnya, di booth yang awalnya teratur, mulai chaos. Mualilah saya pindah ke Shilla juga. Midnight sale tutup jam 12. Kita baru duduk jam 12. Untung si mbak masih mau ngurusin. Muailah mencari lagi, sayangnya memang full booked. Si mbak berjanji besok mau bantuin, tapi harga mungkin naik. Berdoa aja deh kita. Jam 2 baru pulang. Capek banget.
Besoknya, dengan mantapnya sampai JCC sebelum buka, dan atrian udah panjang aja. Langsung ke Shilla, dan ketemu mbak ang beda. Cari tanggal, dapet, sayang flight baliknya di waiting list. Si mbak nawarin combine jadi 587 untuk 10 hari stay. Keluar cari minum, sampe jam satu. Mulai ngumpulin duit lagi. Balik ke dalam, ternyata 587 hanya buat 7 hari. Paniklah kita, nge-push biat 10 hari. Sayang ga bisa. 557 tetep dihold, eh tetep waiting list. Ditawarin 597 buat 10 hari. Keluar, bingung, pengen nangis, kesel. Telpon sana, telpon sini. 911.
Balik lagi, 597. Cari tanggal. Dapet CGK-MEL dan MEL-DPS-CGK. Udah oke tuh. DPS-CGK tinggal 4 seat, si mbak bolak-balik ke Garuda. Kita duduk lemes. Ehhhh, ternyata ga bisa. Retur harus jalur yang sama. CGK-MEL-CGK atau CGK-DPS-MEL-DPS-CGK. Tentu opsi pertama, tapi ga ada. Akhirnya oke opsi kedua, dengan mundurin berangkat satu hari. Total 9 hari perjalanan termasuk terbang. Booked. Issued. Bayar.
Pengen teriak rasanya keluar JCC, udah jam 5 sore aja gitu.
So, teman-teman, dari 18-26 November, saya dan tujuh teman saya, plus satu pembimbing, akan berada di Australia. Doakan trip kali ini menyenangkan dan lancar.
Jadi makin cinta sama Garuda Indonesia, ga sia-sia jadi Frequent Flyer.
Sekarang, revisi proposal dan travel plan.
I'm excited, by the way!!!!
David