Tuesday, April 27, 2010

Sheila Majid, A True Classy...


"Kaulah satu-satunya
Di antara berjuta
Insan Teristimewa"

Sheila Majid - Lagenda

Kali ini saya ingin bercerita tetang Shelia Majid. Saya sangat menyukai musik dan menghargai setiap orang yang berada di dalam industri tersebut. Menurut saya, industri kreatif bukan hanya memerlukan penguasaan bisnis yang mantap, tetapi juga kreatifitas yang tanpa batas. Dari sekian banyak jenis musis, saya paling salut dengan solois. Mengapa solois, disaat mungkin banyak orang mengidolakan band? Menurut saya untuk menjadi solois dibutuhkan bukan hanya sekedar talenta, tapi juga keberanian, keberanian yang besar. Bayangkan jika band sedang berada di sebuah pertunjukan, maka sang vocalis, meski menjadi pusat perhatian, namun dapat berbagi tugas itu dengan anggota band yang lain. Fokus kamera pun tidak akan selalu menyoroti dia. Berbeda dengan solois. Yang mereka jual adalah mereka sendiri. Meskipun mereka diiringi oleh orkestra dengan ratusan pemain, sorot lampu panggung hanya milik dia seorang. Dan percayalah, berdiri di ratusan, bahkan ribuan orang, selama beberapa menit hingga hitungan jam bukanlah hal yang mudah. Dalam hal ini, bukannya saya tidak menyukai band. Saya masih suka band kok. Siapa coba yang tidak suka Coldplay, atau bahkan Petertpan, namun untuk masalah playlist di Winamp, saya lebih menyukai solois, pun untuk melihat live performancenya.

Dan ketika saya sudah jatuh cinta dengan seorang solois, saya akan jatuh cinta, siapapun dia...

Jadi, pertemuan saya dengan Sheila Majid pertama kali terjadi jauh sebelum saya tahu musik secara dalam. Ketika saya masih berada di Sekolah Dasar, ibu saya memiliki sebuah VCD Karaoke, dan salah satu lagu di dalamnya adalah Cinta Jangan Kau Pergi. Lagu itu, menurut saya, adalah salah satu ballad terbaik yang pernah diciptakan dan dibawakan oleh penyanyi berbahasa Indonesia. Saat itu saya belum tahu bahwa penyanyi yang menyanyikannya adalah seorang Malaysia. Ya, Sheila Majid adalah salah satu biduan negeri jiran. Dan sesudah fenomena Cinta Jangan Kau Pergi, saya pun pernah mendengarkan Ku Mohon. Lagi-lagi saya dibuat jatuh hati. Duh, ini suaranya kok pas banget ya, ga dibuat-buat, pas semuanya.

Dan sayapun mulai menyukai alternatif musik lain, musisi lain, dan melupakn lagu dan penyanyi yang satu itu.

Lalu, ketika saya sudah mulai berkuliah dan di tempat kos saya ada koneksi internet, barulah saya mulai berkenalan dengan Sheila lagi. Saya akhirnya tahu, baha di negaranya Sheila adalah seorang peyanyi besar, telah mengeluarkan beberapa album, mendapat banyak penghargaan, dan menggelar konser yang diminati penggemarnya, hingga dia pun memperoleh gelar kebangsawanan. Saya, yang dengan uang saku khas mahasiswa, mulai mendownload musik-musiknya. Melihat videonya di Youtube. Dan akhirnya, menambahkan beliau di Fans Page Facebook saya.

Lambat laun, saya mengerti musik-musiknya. Musiknya banyak bearoma jazz, meski beberapa ada yang dapat dikategorikan pop. Namun jazz di dalam dirinya sangat kental. Jarang saya melihat penyanyi dari Malaysia yang sangat tidak terkesan nuansa Melayu di karyanya. Berbeda dengan Siti Nurhaliza yang sangat pop, mendengar Sheila serasa mendengarkan sisi lain industri musik di sana. Jika di Indonesia kita mempunyai Ruth Sahanaya, yang memang lahir dari jazz, maka Malaysia mempunyai Sheila Majid.

Saya juga melihat sisi lain dari Sheila. Keanggunan yang dimiliki penyanyi yang akrab dengan panggung megah. Dari cara dia menyapa penonton, caranya menyanyi, hingga caranya berpakaian. Dia mempunyai kelas sendiri. Yang menurut saya patut diperhitungkan. Saya juga akhirnya tahu bahwa ada albumnya yang memang digarap bersama dengan musisi Indonesia.

Dan betapa menyesalnya saya ketika tidak bisa melihat secara langsung Sheila di Java Jazz tahun ini. Sama menyesalnya saya ketika melewatkan Sang Dewi-nya Titi DJ dan Konser Untuk Negeri-nya Anggun.

Melalui Twitter, saya akhirnya mengetahui bahwa ternayat banyak juga yang mengidolakan Sheila dan hanya bisa membayangkan bagaimana penampilannya di event jazz terbesar setiap tahunnya itu. Yang akhirnya, saya menonton juga, meski hanya potongan klip yang diuploadnya di Fans Page Facebooknya. Dia masih bertaji, masih dielu-elukan, masih ditunggu-tunggu. Dan saya masih menunggu kesempatan untuk menonton pertunjukannya.

Kabarnya, Sheila akan kembali ke Indonesia entah pertengahan tahun ini atau akhir tahun ini, untuk membuat sebuah pagelaran yang menandakan 25 tahun dia di industri ini. 25 tahun dan akan terus menghitung. Masih banyak yang bisa dihasilkan, karyanya, sumbangsihnya bagi dunia musik. Mudah-mudahan saja saya diberi kesempatan kali ini. Mudah-mudahan ....

"Kau kebanggaan kita
Kau budayawan bangsa
Kaulah ..... Lagenda"

Sheila Majid - Lagenda


Gambar diambil dari sheilamajid.com