Tuesday, October 12, 2010

Terbanglah Bersama Garuda

Demi sesuatu yang besar, butuh pengorbanan yang besar pula.

Demi tiket murah, kemah di JCC pun dijabanin.

Dengan azas ingin tiket di bawah 6 juta rupiah, atau mungkin di bawah 5 juta rupiah, untuk perjalanan selanjutnya ke Australia, saya dan teman-teman memutuskan untuk bertaruh di Garuda Indonesia Travel Fair 2010. Setelah mendapatkan sms dari Lydia tentang GATF 2010, saya mulai mencari informasi di internet, dan terkejut bahwa CGK-MEL return hanya 410 USD. Bandingkan dengan fare normal yang sampe 700++ USD. Murah bukan?

Mulailah kami menyusun strategi dan mengumpulkan uang, dengan harapan 5 juta dapet tiket plus satu tiket untuk pempimbing. Sayangnya saya kurang jeli. 410 itu basic fare yang mana harus ditambah pajak, fuel, dll. Sayangnya lagi saya baru sadar itu ketika besoknya berniat untuk ke Jakarta bersama Nabila, teman saya yang lainnya. Jadilah semalaman cari info berapa pajak GA, dengan lihat kalkulasi tiket CGK-ICN saya, yang hanya 70 USD. Asumsi nih. Saya juga cari alternatif lain. Qantas yang 560 basic fare jadi 775 setelah tax. AirAsia direct MEL harus via KUL. Cathhay, via SIN atau HKG malah 1400-an. Gila ini. JetStar full booked. Maka demi kejelasan, diputuskan bahwa besoknya saya akan ke Garuda Bandung untuk konfirmasi pajak, untungnya saya kenal satu orang yang kerja di sana.

Ternyata, pajak untuk basic fare 410 adalah 140 USD! Jadi, kurang uang ceritanya. Paniklah saya dan minta uanglah saya ke teman-teman, dengan asumsi dapet tiket yang 550. Ke Jakarta dan baru ke GATF jam 6-an. Ternyata, yang berburu tiket bukan 100-200 orang, bisa dibilang ribuan. Apalagi ada midnight sale. Setelah mengantri di salah satu booth hampir satu jam, ternyata untuk tanggal yang kita pilih flight baliknya full booked. Cari tanggal berkali-kali, mbaknya bete. Kita disuruh mundur. Pindahlah Nabila ke booth lain, Shilla Tour, sementara saya mengantri ulang. Sayangnya, di booth yang awalnya teratur, mulai chaos. Mualilah saya pindah ke Shilla juga. Midnight sale tutup jam 12. Kita baru duduk jam 12. Untung si mbak masih mau ngurusin. Muailah mencari lagi, sayangnya memang full booked. Si mbak berjanji besok mau bantuin, tapi harga mungkin naik. Berdoa aja deh kita. Jam 2 baru pulang. Capek banget.

Besoknya, dengan mantapnya sampai JCC sebelum buka, dan atrian udah panjang aja. Langsung ke Shilla, dan ketemu mbak ang beda. Cari tanggal, dapet, sayang flight baliknya di waiting list. Si mbak nawarin combine jadi 587 untuk 10 hari stay. Keluar cari minum, sampe jam satu. Mulai ngumpulin duit lagi. Balik ke dalam, ternyata 587 hanya buat 7 hari. Paniklah kita, nge-push biat 10 hari. Sayang ga bisa. 557 tetep dihold, eh tetep waiting list. Ditawarin 597 buat 10 hari. Keluar, bingung, pengen nangis, kesel. Telpon sana, telpon sini. 911.

Balik lagi, 597. Cari tanggal. Dapet CGK-MEL dan MEL-DPS-CGK. Udah oke tuh. DPS-CGK tinggal 4 seat, si mbak bolak-balik ke Garuda. Kita duduk lemes. Ehhhh, ternyata ga bisa. Retur harus jalur yang sama. CGK-MEL-CGK atau CGK-DPS-MEL-DPS-CGK. Tentu opsi pertama, tapi ga ada. Akhirnya oke opsi kedua, dengan mundurin berangkat satu hari. Total 9 hari perjalanan termasuk terbang. Booked. Issued. Bayar.

Pengen teriak rasanya keluar JCC, udah jam 5 sore aja gitu.

So, teman-teman, dari 18-26 November, saya dan tujuh teman saya, plus satu pembimbing, akan berada di Australia. Doakan trip kali ini menyenangkan dan lancar.

Jadi makin cinta sama Garuda Indonesia, ga sia-sia jadi Frequent Flyer.

Sekarang, revisi proposal dan travel plan.

I'm excited, by the way!!!!



David

Thursday, October 07, 2010

Berburu Tiket

Selamat malam semuanya, untuk yang berada di Indonesia dan sekitarnya.

Kali ini saya sedikit super-excited dan super-pusing.

Jadi, kami-kami ini yang sudah tingkat 4, selain mempunyai kewajiban untuk segera mendaftarkan diri sebagai salah satu penstudi HI yang akan menuliskan skripsinya, di mana saya masih stuck di milih judul, ternyata juga mempunyai kewajiban yang disambut sukaria oleh semua, yaitu .... Praktikum Profesi.

Praktikum profesi seyogyanya adalah wadah bagi kami untuk mengaplikasikan apa aja yang dapat kami serap di kelas dalam sebuah kegiatan observasi lapangan. Dibawah naungan Laboratorium HI dan Jurusan HI UNPAD, kami akan mengamati serta mensimulasikan hasil observasi lapangan kami dalams sebuah pameran nantinya. Beban kreditnya juga cukup lumayan, 3 SKS. Dan pastinya semua berharap tidak mengulang, karena 'tradisinya' ini adalah acara per-angkatan.

Jadi kabar tentang praktikum ini sudah berhembus sejak akhir semester lalu. Merujuk pada praktikum sebelumnya, kami nati akan memilih destinasi, yang tentunya disesuaikan dengan banyak faktor, untuk kemudian melakukan beberapa kunjungan ke institusi yang berkaitan. Saya dan beberapa teman saya sudah mantap memilih Australia sebagai destinasi kami nantinya. Pertimbangannya, Australia itu luar negeri, relatif jauh, dan berbahasa Inggris. Bisa dibilang satu-satunya negara barat di wilayah Asia ini. Kami juga memperjuangkan agar kami bisa pergi dengan 'gaya kami', demi menekan pengeluaran, yang mudah-mudahan bisa dialokasikan ke pos lainnya, belanja mungkin.

Tapi itu cerita dulu, sebelum saya bertolak selama dua bulan di Korea. Ditunggu-tunggu kok ya belum pasti programnya, akhirnya, saat sebelum saya ke Korea, proyek kami ini dipetieskan. Berimbas pada pengeluaran selama di Negeri Gingseng, yang artinya, tidak menabung.

Angin segar datang awal minggu ini, bahwa dengan sistem praktikum baru, segala keinginan kami bisa diakomodir. Mulailah kami, yang dulunya sudah berangan-angan akan ke benua Kangguru, melelehkan lagi rencana itu. Dengan batas waktu pengumpulan hasil yang hampir dua bulan lagi, kami main-main dengan waktu.

Saudara-saudara, satu hal yang membuat ribet saat mau ke luar negeri menurut saya ada dua : tiket dan Visa. Untuk Visa Australia, saya baru saja chatting dengan teman saya yang juga ke New York bareng setahun yang lalu, menurutnya Visa Australia tidak akan seribet Visa US. Saya juga sudah survey di internet mengenai proses pembuatannya, yag mudah-mudahan tidak ribet.

Nah, jadinya masalahnya tinggal satu kan : tiket. Entah mengapa tiket ini kok ya ngeribetin banget. Direct flight dari Jakarta-Melbourne hanya dimiliki oleh Garuda Indonesia, dan harnganya lumayan, Untungnya akan ada GAFAIR 2010, yang memberikan potongan harga hampir 50%. Sayangnya, kalau memang kami niat ngejar tiket ini, kami harus sudah siap booking ... akhir minggu ini. Gosh!

Pilihan kedua adalah Qantas, yang meski beda 100 USD dengan tiket GA promo, tapi mudah-mudahan masih banyak tersedia. Oh iya, Qantas juga ga direct Melbourne, harus transit di Sydney dulu ternyata.

100 USD, satu jeans lah ya, atau support makan satu minggu. Hmmmmm.

Berburu tiket itu emang asik! Menelusuri website setiap maskapai dengan harapan ada tiket murah dengan destinasi impian. Kadang-kadang buat penyemangat saya setiap pagi.

Tapi entah mengapa, kali ini terasa ribeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet aja!



David

Sunday, October 03, 2010

Balada Tahun Keempat

Tidak terasa, sudah tiga tahun lamanya saya di Jatinangor untuk menuntut ilmu. Meskipun lebih banyak mainnya daripada di kelasnya, ada perasaan tersendiri ketika KRS awal tahun ajaran ini. Beban SKS mulai meringan seiring berjalannya waktu akademis, namun bukan berarti beban hidup juga turun dengan drastisnya. Entah kenapa, awal tahun ini seakan menjadi titik mula pembuktian saya dan teman-teman satu angkatan akan apa yang telah kami lakukan selama tiga tahun ke belakang. Ya, kawah candradimuka sudah di depan mata kawan-kawan! Siap ga siap, itulah realita.

Di mulai dengan adanya pilihan untuk mencantumkan Usulan Penelitian (yang berbobot 3 kredit) dan Skripsi (yang berbobot 6 kredit) pada rencana studi kami semester ini. Skripsi adalah kawah candradimuka itu! Peru tenaga lebih yang disalurkan, ini bukan hanya makalah 50 lembar untuk Tugas Akhir. Bisa dibilang, inilah pembuktian kami pada banyak pihak, mulai dari orang tua, teman, hingga dosen, bahwa selama tiga tahun kami menyerap apa yang dibincangkan di kelas. Kami memahami betul setiap teori dan aplikasinya. Dan kami kreatif serta inovatif dalam menuliskannya.

Mulailah kami menjadi makhluk-makhluk yang rajin ke perustakaan. Mencari ilham untuk tiga tema pra-usulan yang nantinya akan menentukan langkah selanjutnya. Saya pribadi baru mantap dengan dua angan-angan di kepala, sangat berat untuk merangkainya menjadi kata-kata satu halaman masing-masing tema. Teman saya ada yang sudah mengajukan judul, bahkan menjalani seminar usulan. Saya seakan-akan jalan di tempat! Hanya bermimpi sembari tanya sana tanya sini.

Bertanya pada kakak kami yang suda lulus, sudah sidang skripsi, sudah UP, sedang bimbingan mengakibatkan saya berkesimpulan bahwa pengalaman yang dilalui akan beragam. Saya takut, takut membanyangkan bagaimana saya nantinya! apakah target lulus Agustus ini tercapai? Atau saya akan menjadi sebagaian yang entah bagaiamana caranya akan berurusan lama dengan skripsi?

Maka seakan ada alarm kencang yang dibunyikan, "Hei kalian 2007, sudah saatnya bersikap dan menghasilkan sesuatu". Ada deadline yang harus dipenuhi.

Semoga balada ini akan dilalui dengan penuh sukacita, bukan dengan nestapa.

Semoga ...



David

Udah lama, ada yang kangen ga?

Halo, selamat siang.

Ya ya ya, judul di atas emang minta dikomenin banget. Dan ga tau deh ada yang mau ngasih komen atau ga. LOL.

Yang pasti memang saya sudah lama ga main-main lagi ke blog saya ini. Alasannya bisa beribu dan cukup dibentangkan dari Jatinangor sampe Dago. Tapi ga tau kenapa, di tengah-tengah kesibukan tugas ini (satu presentasi dan dua tulisan filsafat), saya pengen banget nulis. Jarang-jarang lho kepengennya sampe pengen banget. yang pasti ini ada ujan dan ada petir, mengingat emang itu faktanya, dan berharap ada yang baca posting ini.

Jadi selama ini saya kemana aja?

Ada kok, makin sering online. Cuma ya itu tadi, keinginan buat nulisnya lagi ga ada. Dan emang alasan klasik ya. Yang pasti saya sehat walafiat, meski cuaca saat ini ga bisa ditebak juga. Yang pasti sampai akhir 2010 ini, saya bersyukur masih diberikan kesehatan sama Allah SWT, masih diberikan kesempatan untuk menikmati hidup, dan juga rezeki yang berlimpah.

Sekedar review aja, awal 2010, setelah hampir satu bulan saya KKN di daerah Indramayu, saya ke Malaysia sekitar satu minggu untuk mewakili UNPAD dan Indonesia di the First ASEAN Student Convention on Leadership and Integrity di Selangor. Perjalanan yang unbelievable karena dadakan dan murni ga sengaja. Nanti di posting lainnya ya saya akan nulis ini, promise! Selanjutnya, selama Juni-Agustus kemarin, saya berada di Korea Selatan untuk summer school di Ajou University. Khusus untuk yang ini, tadinya saya berencana untuk membuat blog khusus dan melaoprkan secara langsung dari negerinya Lee Min Ho itu, tapi kok ya di sana malah main terus. Blognya juga udah saya hapus karena hanya satu posting doang. Sama seperti pengalaman saya di Malaysia, I'll try to make a post about it!

Lalu apa coba hubungannya sama judul di atas?

Ada lho!

Melalui dua perjalanan tadi, saya mendapatkan teman-teman baru. Dan terima kasih untuk teknologi, kami masih saling terhubung melalui Facebook. Dan sudah hampir dua bulan, kalau dihitung dari Agustus, saya mulai kangen dengan teman-teman saya itu. Ingin rasanya booking tiket dan langsung terbang untuk ketemu mereka, tapi ga mungkin lah ya. Dan saya yakin mereka juga merasakan hal yang sama.

Dari perasaan itulah, saya akan membuat janji, bahwa suatu hari saya akan mengunjungi mereka. Di belahan dunia manapun mereka berada. Seperti tag line Ajou Summer School tahun ini, Forever in Our Memories. Pertemanan baru ini saya syukuri sebagai karunia yang diberikan-Nya. Karena akhirnya saya punya teman di hampir semua benua di dunia.

Hmmmm, interesting kah?


David