Saturday, October 10, 2009

Tadi Malam, di Malam Pemilihan Puteri Indonesia 2009

Saya ingat kalo saya sempat bikin postingan tentang Pemilihan Puteri Indonesia, kalo ga salah 2007 deh, waktu Putri Raemawasti yang menang. Saat itu, saya membahas produksinya, yang mana pas itu pindah stasiun TV, and I think that the 2007 pageant was improved compare to the previous year.

Malam ini, saya nonton lagi pemilihannya. Sekarang, sejak 2008 sudah pindah lagi ke stasiun tv yang sejak come backnya PI menjadi tempat disiarkannya tiga pageant besar, Miss Universe, Miss USA, Miss Teen USA, bahkan sempat Miss World pula. Saya tidak ingin membahas produksinya, karena ya sudahlah, saya rasa yang terbaik adalah tahun 2001 saat kembalinya PI di Indonesia. Meskipun ada perbaikan, sudahlah saya tidak akan membahas produksi.

Yang menarik adalah kontestannya. Tahun ini saya rasa yang terbaik. Beauty everywhere. Ada beberapa yang cantik dan tidak masuk 10 besar, persebarannya merata pula. Dan ya, banyak kejutan.

Kejutan pertama, bahwa Papua Barat dapat dua gelar. Ini sejarah, karena biasanya Puteri Atribut ya satu-satu. I know that the momment she know she got two tittle is the most emotional one. And how she handle it, it was awesome. Jadi ingat momen Zuleyka Rivera dan Stefania Fernandez, yang sama-sama berasal dari Venezuela, jejingkrakan bareng di panggung Miss Universe, hingga makhota Miss Universe yng baru....jatuh. Jadi inget juga, gimana kagetnya Nadine Chandrawinata pas first walknya dia. Momemn-momen inilah yang membuat sebuah pageant menjadi sangat emosional. Salute to you, Papua Barat.

Kedua, ini dia yang banyak dibicarakan di twitter, tentang wakil dari Nangroe Aceh Darussalam.

Saya selalu menonton Pemilihan Puteri Indonesia sejak 2001. Yup, called me weird, but I enjoyed the momemnt of the pageants. Dan seingat saya, sejak 2004, wakil Nangroe Aceh Darussalam selalu berkerudung. Hal itu dikarenakan berlakunya syariat Islam di sana, yang mengharuskan wanita untuk berkerudung. Pada tahun itu, wakil NAD juga mencatat prestasi dengan masuk menjadi Top Finalist, meskipun tidak menang, namun setidaknya menandakan bahwa dia masuk kategori 3B meskipun dia berkerudung. Saya akui dia cantik, sangat cantik. jawabannya pun selalu mengundang tepuk tangan. Ya, jika saja Puteri Indonesia tidak dikirim ke Miss Universe, saya yakin dia masuk ke bursa juara. Tahun selanjutnya bahkan ada dua finalis yang berkerudung, satu dari NAD dan satu lagi saya lupa dari mana dan saya semakin percaya bahwa Yayasan Puteri Indonesia memang membuka kesematan seluas-luasnya bagi remaja putri untuk berkompetisi. Salut saya bagi YPI dan PPI.

Tahun 2008, ada sesuatu yang janggal, bahwa NAD tidak mengirimkan wakilnya. Tahun itu saya rindu melihat seorang yang berkerudung di ajang ini. Beneran deh, wakil NAD selalu tidak mengecewakan. Saya pikir langkah ini benar juga. Setahu saya, jika tidak ada wakil yang dikirim melalui pemilihan daerah maka yang akan dikirim adalah hasil audisi YPI, termasuk Jakarta. Saya pikir YPI tahun itu tidak memaksakan untuk mengaudisi wakil provinsi itu. Entah apa alasan sebenarnya di balik ketidakhadiran wakil NAD.

Tadi malam, atau mungkin dimulau sejak beberapa hari sebelumnya, ketika saya mengunjungi situs Puteri Indonesia, saya kaget, benar-benar kaget. Bahwa wakil NAD tahun ini tidak berkerudung, seperti tahun-tahun sebelumnya. Awalnya saya sih tidak ambil pusing. Sampai pada saat malam final...

Sebagai anak kosan yang tidak mempunyai tv pribadi, jadilah saya menonton di ruang tamu. Saya juga online di twitter di saat yang bersamaan. Twitter rame banget malam tadi, dan sudah bisa ditebak topiknya ga jauh-jauh seputar Puteri Indonesia. Saya akhirnya tahu bahwa Qori, wakil NAD, dalah anak Al-Azhar dari twitter adik kelas saya. Nah, kehebohan terjadi ketika sang MC, Charles Bonar Sirait dan Dian Krishna, yang sebenarnya saya berharap akan menonton Susan Bachtiar dan Ferdy Hassan, mengeluarkan statement bahwa ada yang beda dengan wakil NAD tahun ini. Ya, semua orang tahu bahwa sudah beberapa tahun belakangan ini, wakil NAD selalu berkerudung. Dan dijawablah pertanyaan tersebut dengan, "Saya rasa rambut adalah makhota perempuan dan perempuan harus bangga memperlihatkannya". "Saya telah meminta izin ke pemerintah setempat untuk mewakili daerahnya". Hmmmm, jadi beneran udah izin sama Pemerintah Provinsi NAD?? Kok rancu ya. Saya kok ga lihat logical senses nya. Apalagi setelah saya baca twitter lagi dan tahu bahwa Qori sebenarnya tidak berkerudung di kesehariannya. Jadi, saya harus percaya yang mana ya.

Sebenarnya, dia bukan favorit utama saya. Saya menjagokan Sumatera Barat tadi malam. Pertama, she reminds me to Artika Sari Devi. Well, Artika punya kecantikan Indonesia dan dia berhasil masuk Top 15 Miss Universe. Tadi malam saya merasa melihat auranya di sana. Kedua, dia smart. Jawabannya singkat, padat, dan mengena. Terakhir, dia terlihat anggun. Sesi kebaya menjadi pembuktian bahwa dia memang terlihat anggun. Jadi ingat tahun lalu bahwa saya melihat hal yang sama di Zivana dan malam tadi saya melihat itu di dia. Sayangnya, dia hanya jadi First Runner-Up. Dan makhota Puteri Indonesia pun beralih ke Qori.

Nah, could YPI handle the controversies? First, of her being the NAD representative and not wearing veil and her answer of it? Second, the classic one, of PI wearing bikini in Miss Universe? We'll see. Dan saya harap YPI bisa mengahandlenya.

Saya tidak menyalahkan siapa-siapa dan akhirnya saya ucapkan selamat untuk Puteri Indonesia yang baru, semoga satu tahun ini anda akan menjadi banyak panutan remaja putri Indonesia.



David

Sunday, October 04, 2009

Kabar-kabar Semester 5

Ya, sekarang saya sudah semester 5, yang artinya sudah 2 tahun lebih saya menuntut ilmu di bangku kuliahan. Selama itu juga saya jauh dai keluarga, berjuang untuk hidup mandiri sebagai anak kosan, dan tentu saja belajar. Meskipun yang terakhir, sangat jarang dilakukan.

Jadi apa kabarnya semester ini?

Sepi.

Sepi karena semester ini saya hanya mengambil 11 SKS. Okey sekali lagi, 11 SKS. Saya yang biasanya mengambil 20-21 SKS tentu saja merasa sepi banget kuliahnya. Meskipun beberapa mata kuliahnya diprediksikan akan menyiksa lahir batin, fisik dan pikiran.

Semester ini saya akan berjuang untuk :

  • Analisis Kebijakan Luar Negeri (2 SKS)
  • Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (3 SKS)
  • Kejahatan Transnasional (2 SKS)
  • Globalisasi : Isu dan Kontroversi (2 SKS)
  • Gender dan Seksualitas dalam Politik Dunia (2 SKS)
Alasan mengapa saya HANYA mengambil 11 SKS adalah karena sudah banyak mata kuliah yang saya ambil di semester-semester berikutnya, sedangkan untuk mengambil ke atas, mata kuliah semester 7, banyak yang merupakan mata kuliah dengan prasyarat atau mata kulaih lanjutan. Jadi ya itu dia yang terbaik yang bisa saya lakukan.

Meskipun, saya beruntung juga cuma ambil 11 SKS. Karena saya sedang bekerja dalam sebuah proyek super-mega-dahsyat-bombastis, SYMPHONESIA. Dan ga tanggung-tanggung saya adalah Program Directornya. Sehigga, sering saya dan Anggi, teman saya yang juga bekerja di SYMPHONESIA, bercanda bahwa 10 SKS lainnya adalah SYMPHONESIA.

Dengan itu, saya hanya akan ke kampus untuk kuliah pada hari Senin, Selasa, dan Kamis. Sisanya akan saya baktikan untuk SYMPHONESIA.




David



PS. Silakan kunjungi web SYMPHONESIA di www.symphonesia.com. SYMPHONESIA, Bandung's Greatest Event.

Friday, October 02, 2009

Coming Back Home

I already finish my trip to US in months. Yet, I've not write about it. Some of my friends had actually write about the trip.

But now, I just want to give my gratitude to these people, who make my dream comes true.

To my parents, who always believing in me, who always give me a huge support when I'm down, who already want to give everything, so I can be one of the world's most happy child. I love you, Ibu and Ayah. Always. I just don't know to express it.

To my family, who gave me support. Really appreciate that!

To Padjamada, (Pilar A. Paradewi, Nafisah R. Wulandari, Amalia N. Rizki, Arif A. Putra, and Yetty Grace), we are rocks, guys. For being brother and sisters to me. In sad and happy time. For our endless moment to make the trip. For a great two weeks. Though may you feel something about me, I thank God for having you, and I'm sorryfor my mistake. Thank you!

To my best, (Anggia Utami Dewi, Iffa Latifah Zulfa, Khairunisa, Nabila Nuruljah, R. Khairul Rahman, Gheo Eraldika) for always stand beside me in my hardest time. For balancing my life. For always give a a spirit when I'm down. And for those crazy moment that I miss when I'm in New York.

To Mr. Sony A. Nulhaqim and Miss Sendy Kristiani, our beloved lecturer. For supporting us in this project.

To H.E. Amb. Marty Natalegawa. Mr. Hassa Kleib, Mr. Triyogo Jatmiko, Mr. Candra W. Yudha, Mr. Febriyand Rudyard, Mr. Kunimin, and all Permanent Mission of the Republic of Indonesia to United Nations, New York. To giving us place to live. For the support. I always have a dream to coming back to PTRI NY as a diplomat.

To Jatmiko family. For a nice barbecue night and dinner. For being a new family for us. And for the supply of authentic Indomie. Hehehe.

To Mr. Rafael Setyo. Though we can't have a trip to VOA, to meet you is a great experience. And for the dinner...

To Christanita L. Karinda, Niki Unanto, M. Akbar, Bagas H. Yudo, and Pandu. R. Wicaksono. For believing our dream. Really appreciate you guys. Hope someday we can make a trip together.

To Adhya Widyadhana and Brivenery Primayuditha, the OCP and Director of Technical Department of Symphonesia. For letting me go for two weeks, and pending my works.

To all UNYA delegates from Indonesia. For being a new friends.

To all my friends in HI UNPAD. The experience is worth to share with you. Next trip will be with you guys, for our Practicum right?

And to all of you, that I'm not mention in this post. Thank you, thank you, thank you.

The experience is worth it.



David

Sunday, July 26, 2009

Big Trip


So, I'm about to leave Indonesia for a while.

This trip is a huge one. Actually, my first trip aboard. I don't know where to started the story. The day that I hear the events? The day I paid my registration fee? The day I got the Acceptance Delegate Letter? The day I arrange the travel proposal? The day I made my passport? The day I applied for my Visa? The day I was interviewed for the Visa? The day my visa still in process? The days that I called the embassy and worried about my visa? The day I try to pass my dream? The day I got my Visa? Or the days I wait for the trip?

I already love the city.

I'll spend 8 days in the city, and move to the capital for another trip.

I Love New York.

Wish me luck for the trip.



David

Thursday, June 18, 2009

Kabar Kabur Semester Empat

Sudah lama saya gak curhat masalah kehidupan akademik saya di kampus. Terakhir curhat mungkin pada saat saya nulis tentang MNC kali ya. Nah, sekarang ini semseter genap telah berakhir. Yeay, yang artinya udah empat semester saya habiskan di Jurusan Hubungan Internasional, UNPAD. Tambah satu semester alih tahun juga sih.

Ujian telah berakhir. Ga ada lagi deadline-deadline tugas. Ga lagi tidur tengah malam, bahkan menjelang pahi, dan pernah ga tidur sama sekali, buat ngerjain tugas. Ga ada lagi bangun pagi buat ngejar kelas pagi. Ya, yang sekarang saya tunggu adalah nilai-nilai dari sebelas mata kuliah yang saya ambil serta kapankah pendaftaran semester alih tahun. SAT saya gunakan buat ngambil mata kuliah ke atas ya, bukan untuk ngulang. Alhamdullilah, sampai hari ini di transkrip nilai saya hanya ada satu nilai C untuk mata kuliah Filsafat Ilmu, yang males banget diulang.

Oke, sekarang kita review aja tuk mata kuliah yang saya ambil di semester ini. Ujiannya, tugasnya, dosennya, sampe prediksi awal nilai saya.

PENGANTAR HUBUNGAN INTERNASIONAL II

Well, mahamatakuliah yang satu ini adalah rangakaian terakhir dari trilogi PIP-PHI1-PHI2 yang diampu oleh Pak Arbay. Mata kuliah ini berfokus pada isu internasional yang dikaji oleh Hubungan Internasional. Kelasnya sangat penuh, mengingat seharusnya ini mata kuliah ada di semester tiga, tapi ternyata, dengan adanya perubahan kurikulum JHI, jadilah dia di semester dua, yang artinya saya sendiri terlambat mengambil beserta 110an lebih angkatan 2007. Bayangkan 110 anak 2007 tambah 200an anak 2008 tambah yang ngulang samadengan penuhnya B.30X. Well, saya sendiri jarang masuk kuliah setelah beberapa perkuliahan. Mata kuliah, yang sesuai tradisinya, mengenal tutorial, ternyata ga ada dong semester ini. Jadilah ujian akhirnya yang lisan menjadi satu-satunya ujian terberat yang tanpa beban, nothing to lose... Dan sayapun gagal ujian akhir. Prediksi nilai C, maksimal B kalau TA saya bagus dan nilai UTS bagus....

DEMOKRASI DAN HAM

Mata kuliah yang sebelumnya ada di semester tujuh ini ternyata bergeser ke semester dua. Walhasil menghasilkan banjir mahasiswa yang lebih parah dari PHI2, karena angkatan 2005 dan 2006 banyak yang belum ngambil. Dosennya Kang Satriya. Materinya lumayan lah ya. Prediksi A, kalo apes B.

ORGANISASI INTERNASIONAL II

Dibandingkan dengan mata kuliah pendahulunya, OI1, beban kuliah OI2 semakin berat kawan-kawan. Dengan adanya tutorial yang minimal sepuluh kali, kelas debat, tugas resume setiap minggu, dan lain-lainnya, memang kelihatannya berat banget. Tapi, mata kuliah ini lah yang paling ok untuk semester empat ini. Tim pengajarnya Teh Sendy, Teh Nur, Teh Deasy, dan tutor saya, Teh Windu. Tapi beneran deh, kerasa beda banget kuliah OI2 sama kuliah mata kuliah lainnya. Terbukti bahwa tulisan saya paling bener di UAS OI2, jawaban saya paling rasional di sini, dan kertas ujiannya pas terisi. Prediksi A, ayolah, OI1 saya udah A nih... Hehe...

HUKUM INTERNAIONAL II

Mata kuliahnya Pak Hasdik ini menjadikan anak HI akan bergelar S.IPHOA. Sarjana Ilmu Politik, Hukum, Oceanografi, dan Aeronautica. Ya, kali ini kerjaan kita adalah memandangi Hukum Laut, Hukum Udara, dan Hukum Luar Angkasa. Setiap Minggu. Dengan UTS dan UAS dadakan. Juga dua makalah. Serta tugas-tugas kecil sebanyak 2-5 halaman. Yang ini udah ga diprediksi karena udah keluar, nilai saya B. Makasih banyak, Pak. Ga tau deh kalo harus ngulang lagi mata kuliah ini.

BAHASA PERANCIS II

Sempet ganti dosen dari Madame Savitri ke Madame Meumeut, karena Teh Vit nya ke Malaysia, dan ke Madame Savitri lagi. UTS saya ngulang. UAS udah pasti salah sepuluh soal. Hopeless. Alhamdulillah dapet A. Merci, madame. J'aime Francais.

EKONOMI POLITIK GLOBAL II

GeJe. Untung dapet B.

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI AMERIKA

Kelasnya Pak Asgar, yang di bantu Pak Gilang. Seru. Deg-degan. UTS ga ikut karena telat masuk kelas, dapet tugas pengganti. Dapet A dong. Makasih Pak Asgar dan Pak Gilang.

HUBUNGAN INTERNASIONAL KAWASAN

Pak Reza nih dosennya, sayangnya saya jarang masuk. Heheheheh. Karena udah ngambil Regionalisme, jadinya rada bingung sama bahasan ini. Prediksi B, atau kalo Pak Reza baik A. Haha...

RESOLUSI KONFLIK

GeJe. Tugasnya lumayan lah ya. Kalo kuliah penuh banget. Untung dapet B.

GLOBAL GOVERNANCE

Teh Sendy yang ngajar. Materinya ngawang deh. Mata kuliah baru sih ya. Presentasi gue okey banget deh. Prediksi A, ayolah teh masa dapet B.

PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM POLITIK DUNIA

Mata kuliah baru yang diampu Pak Widya sama Teh Viani. Seru. Tugasnya seru. Presentasinya seru. Prediksi A. Hehehehe..... Oh ya, saya pernah curhat mata kuliah ini kan di blog.


Nah, dengan prediksi di atas, ga tau deh IPK saya akan jadi berapa. Males ngitung dulu. Hehehhe...

Oh ya, buat SAT, rencananya saya mau ngambil HI AFRIKA, HI TIMTENG, BISIN, sama TRANS-CRIME, atau tambah KOMEDGLOB kali ya....

Sekian deh,


David



Monday, April 20, 2009

Hanging On The Wall...

Belum lama ini, saya membaca salah satu blog dari actor Indonesia, Christian Sugiono. Di buat terkejut juga saya dengan tulisan nya yang rutin, dan tentu saja berbobot. Heran aja ada artis, dengan kegiatannya yang seabrek masih sempet nulis lagi. Bagus lagi... Nah, di salah satu postingan nya itu ada yang ngebahas tentang non digital desktop. Non digital desktop, menurut Tian, adalah tempat di mana kita menempatkan barang-barang yang mungkin dalam waktu dekat akan dipake kembali, jadinya kita ga harus nyari barang-barang tersebut ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, karena dengan hanya melihat ke desktop kita bisa langsung nemuin benda-benda itu. Intinya, sama kali ya dengan desktop PC atau notebook, tempat di mana file penting dan shortcut berada.

Jujur, saya ga punya non digital desktop. Alesannya, meja belajar saya di kosan memang tidak berfungsi sebagai non digital desktop karena udah cukup penuh dengan bahan kerjaan. Apalagi kalo lagi deadline tugas atau kerjaan, beuhhh, yang ada malah buku-buku dan kertas-kertas yang hampir menutupi semua wilayah meja. Kalo udah gini keadaannya, saya lebih memilih menaruh barang-barang penting, seperti HP dan dompet, di kasur. Jadi, technically, saya gak punya non digital desktop.

Tapi saya punya dinding. Mulai binggung??? Maksudnya, saya punya beberapa benda yang tergantung di dinding kosan, dan semua nya penting. Makannya saya nulis posting ini untuk share apa aja sih yang ada di dinding saya.

Basically, dinding saya ya sama aja sama dinding kosan lainnya. Bercat putih, boleh ditempeli apa aja, dan akan menemani saya selama saya ga pindah kosan. Mulai dari awal saya kuliah dan ngekos, ada beberapa benda yang emang udah saya gantung di sini, dan seiring berjalannya waktu, benda-benda tersebut nambah dan sekarang jadilah dinding saya ini fitur paling rame daripada benda-benda lainnya yang ada di kamar saya.

So, tanpa basa-basi lagi, please welcome my wall...


Ini benda pertama yang ada di dinding saya, Schedule Board. Inget banget ini benda dinding pertama yang saya beli. Pertama kali liat, di kosan temen saya, dan ini sangat berfungsi banget loh. Berada tepat di atas meja belajar, jadinya semua jadwal deadline tugas, kerjaan, bayaran, dll saya tulis di sini, selain emang saya masukin di reminder HP. Beda ternyata rasanya kalo kamu liat deadline yang ditulis sama deadline di reminder digital. Tulisan akan lebih ngena dan ngingetin bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan. Di board ini juga ada kolom target, dan saya isi dengan target-target saya, yang ternyata isinya adalah target jalan-jalan gratis ke luar negeri, alias beasiswa... Hahaha.... Yang paling bawah itu kolom note sebenarnya, cuma saya tulis quote dari Paulo Coelho aja, kata-kata dari The Alchemist, yang menjadi motivasi saya, bahwa kalo saya mau, pasti saya bisa.



Nah, yang selanjutnya adalah Styrofoam board, yang menurut saya adalah aksesoris paling ribet di kamar saya. Board ini saya beli bersamaan dengan schedule board. Saya letakan board ini di dinding samping kiri, di mana ketika saya duduk di depan meja belajar, dan menolehkan kepala ke kiri, maka yang akan terlihat adalah board ini. Benda ini bisa dikatakan kumpulan bermacam-macam hal penting yang punya memori dalam hidup saya sampai sampah-sampah penting yang ga tau kenapa harus saya tempel di sana. Okey, saya akan mulai menjelaskan apa yang tertempel di sana. Pertama, foto saya bersama DC (Debating Circle) UNPAD. Foto ini dibuat pada saat tahun pertama saya bergabung dengan mereka, kalo ga salah sih setelah turnamen pertama saya. Sebuah kumpulan orang-orang yang akan berenergi ketika mereka mempertahankan sebuah pemikiran atau menyangkalnya. Yang kedua, mini poster Rectoverso. Selanjutnya ada syal panitia ketika Renville 2008, kuning untuk divisi Acara. Guntingan Kompas, yang bergambar H. E. Marti Natalegawa, ketika vote abstain untuk sebuah kasus di PBB. Tiket nonton. Tiket travel. Jadwal ujian. Tiket konser. Tulisan tentang harapan saya ketika SMA. Badge OSIS. Postcard dari Italia, yang dikasih sama Anggi. Hingga daftar absen di SMA. Benar-benar penggabungan sampah dan memorial kan. Hahaha. Kdang-kadang saya bertanya kepada diri saya sendiri, mah sampai kapan saya hanya punya sau board, kalo setiap ada sesuatu yang menurut saya penting akan saya tempel di sana..???



Yang ini adalah kumpulan Name Tag dari berbagai kegiatan yang saya ikuti. Saya sangat senang mengkoleksi name tag sejak SD. Menurut saya, dengan melihat name tag ini, saya akan teringat dengan apa yang telah saya lakukan di luar kegiatan akademis. Dude, I'm a kind of multi tasking person.. Hehe. Jadinya, menurut apa yang di gantung di sana, selama masa kuliah saya ini, saya sudah mengikuti kurang lebih 10 kegiatan non akademis, dan akan terus bertambah karena saya masih punya waktu kurang lebih satu setengah tahun lagi (Amin...) sebelum saya meninggalkan bangku kuliah ini. Kalo diingat-ingat lagi, banyak cerita seru dibalik name tag itu. Contohnya, name tag SYMPHONESIA. Yang teringat adalah hari-hari di sabuga, nungguin check sound, trip ke Jakarta buat meeting, tiba-tiba di telpon untuk meeting dan bolos kuliah, nelfonin dan ditelfonin managernya Maliq & d'essentials, kerjaan backstage yang membuat saya ngebawa botol Aqua ke mana-mana, malam-malam penuh rundown, lari-lari sayap-kanan-sayap-kiri hanya untuk memastikan akan yang dikatakn Widi (patner-in-crime-untuk-masalah-managing-stage), berdua sama Lydia ngasih tau waktu off buat MC, ngasih sign pake senter, sampe ke atas panggung dikerjain MC hanya karena HT saya off. Hahaha. Lain lagi kalo liat name tag PNMHII XX. Yang keinget adalah semalem nginep di Apartemen Setaibudi, bawa-bawa koper ke venue Symphonesia (yup, PNMHII held right after the busy Symphonesia), flight pertama ke Riau (yang sebenarnya pengalaman pertama terbang), kamar yang 'out of expectation', ceceran materi tentang 'mari selamatkan hutan', makanan pedas, betapa besyukurnya kuliah di UNPAD, kemana-mana dikawal Patwal, ke Siak cuma liat Mesjid dan jembatan, Pasar Bawah dan kalap, hingga menggila terbang ke Semarang dari Jakarta. Hahaha....



Dan gongnya saudara-saudara, adalah ini, sebuah dua-katon-yang -dijadikan-satu-warna-ungu-atau-pink-tua, ini adalah kejutan pada saat ulang tahun saya yang ke 20, berisikan tanda tangan dan entah-apalah-yang-mereka-katakan untuk saya sebagai birthday wishes... Hahahah... I Lve It, so much...

So, what's actually on your wall???


David


PS : Silly me, I never have a mirror hanging on my dorm room wall. Hhahaha

Monday, March 09, 2009

Mengapa Terlambat dan Akhirnya Hilang?

Mengapa ini terlambat disadari?
Mengapa dulu ini dipertanyakan?
Mengapa dulu tidak berani?
Mengapa dulu terpisah?
Mengapa ketika sadar, hubungan kita sudah tidak ada lagi?
Mengapa setiap hari dia bertambah cantik?
Mengapa tidak bisa ke lain hati?
Mengapa dipertemukan kembali?
Mengapa dia ada yang punya?
Mengapa sekarang?
Mengapa?


... hanya ada satu jawabnya,
karena Tuhan punya rencana lain,
dan karena itu adalah misteri...

Tuesday, March 03, 2009

Oficially...

Sebenernya sih saya ga mau posisi ini,
sebenernya saya ga terlalu involve di sini,
tapi akhirnya ....


I"M OFFICIALLY BECOMING THE NEW EXECUTIVE SECRETARY FOR ESU UNPAD....


Kinda weird, huh?

Wednesday, February 18, 2009

Multinational Coorporations dan Budaya, catatan setelah kuliah...

Gini nih jadinya kalau ternyata ngambil mata kuliah yang pas, dengan tim dosen yang yahud pula. Apa yang kita bicarakan di kelas merupakan suatu yang worth it untuk disimak dan juga diceritakan. Dan jujur, jarang banget saya ketemu kombinasi mata kuliah yang seperti ini. Makannya, saya sangat bersemangat untuk masuk kelas ini, meskipun baru mulai jam 1 siang, setalah dua mata kuliah yang sangat berat.

Namanya PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM POLITIK DUNIA. Nama bekennya, MNC. Merupakan salah satu mata kuliah pilihan untuk semester 4, selain Migrasi Internasional dan Hukum Perdata Internasional. Mengapa saya pilih mata kuliah ini daripada yang lainnya adalah karena menurut saya bahasan MNC ga akan ada habisnya. Mau dibahas dalam perspektif manapun, MNC tetaplah menarik. Apalagi sekarang ini, MNC ada di mana-mana, dan merupakan salah satu penyedia lapangan pekerjaan yang memungkinkan untuk dimasuki oleh lulusan jurusan HI.

Selain itu, mata kuliah ini adalah mata kuliah baru. Belum pernah ada sebelumnya di HI UNPAD. Juga menurut dosen pembimbingnya, mata kuliah ini jarang diajarkan di jurusan yang sama di universitas lain. Mungkin hanya sedikit yang membahas MNC menjadi salah satu mata kuliah. Salah satu universitas yang mempunyai MNC sebagai mata kuliah adalah University of South California, dengan Multinational Enterprises in Global Politics.

Mengenai dosennya, saya baru kenal Bu Viani, atau yang lebih sering dipanggil Teh Viani. Beliau adalah dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi di semester 1. Dan saya akui, Teh Viani adalah satu dari sekian dosen HI UNPAD yang bisa diandalkan. Untuk dosen utamanya, Pa Widya, saya belum pernah ketemu, kecuali di account Facebooknya.

Cukup untuk pengantarnya, langsung pada apa yang saya ingin sampaikan di sini.

Judul di atas merupakan hasil dari pertanyaan saya di kelas siang ini. Perkuliahan hari ini sebenarnya membahas apa itu MNC dan bagaimana perkembangannya secara umum. Dan seperti biasanya, setiap hampir akhir perkuliahan, sang dosen akan memberikan waktu untuk pertanyaan, yang sayangnya terkadang mahasiswa memilih untuk diam karena injury time. Termasuk saya juga sih, dengan alasan yang berbeda tentu saja, karena memang kalau ga ada yang perlu ditanyakan, saya memilih untuk diam.

Tapi tidak untuk kali ini, karena ada sesuatu di pikiran saya, dan juga belum injury time...

Jadi saya pun bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi, MNC membuat gaya hidup baru di masayarakat, atau justru gaya hiduplah yang memberikan kesempatan kepada MNC untuk berkembang?" Wew, saya terkagum sendiri lho dengan pertanyaan ini, karena biasanya saya malas bertanya, kecuali di tutorial, apalagi kalo bertanya sampe tataran filosofisnya. Saya, yang orangnya simple, lebih memilih untuk diam dan mencatat.

Nah, ternyata pertanyaan saya ini cukup membuat kelas menjadi dinamis, dalam artian banyak yang mengemukakan pendapat, dengan parameter biasanya kelas saya cenderug statis, maka ini adalah sebuah kemajuan. Ada yang berpendapat bahwa MNC akan membuat budaya baru. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dengan adanya produk yang ditawarkan MNC, masyarakat akan meliahtnya sebagai sesuatu yang baru, sehingga sebuah kebiasaan/ life styles/budaya baru akan terbentuk. Antitesis nya adalah bahwa jika produk tersebut tidak ada, maka tidak akan terjadi perubahan dalam masyarakat. Entah perubahan itu negatif datau postif, itu adalah ekses dari sebuah perubahan, dan ini tergantung dari bagian mana kita memandangnya dan menjalaninya. Pendapat kedua, yang bisa dibilang berseberangan dengan pendapat yang pertaman, adalah bahwa MNC melihat budaya tersebut sudah ada di masayarakat, sehingga investasi atau pengenalan produk baru sangat dimungkinkan. Mungkin logika berpikir di pendapat ini adalah bahwa ketika MNC akan berinvestasi, budaya tersebut sudah ada, sehingga akan mudah bagi perusahaan tersebut untuk memasarkan produknya. MNC tidak akan mengambil resiko besar dengan tidak mempertimbangkan karakteristik masayarakatnya ketika akan berinvestasi, atau dengan bahasa lain tidak mempertimbangkan faktor internal dari masyarakatnya.

Lalu, mana yang benar? Atau menurut Pa Widya, pertanyaan ini adalah mana yang lebih dulu, ayam atau telurnya?

Mari beranalisis....

Pertama, pendapat bahwa budaya diciptakan oleh MNC. Ketika sebuah MNC masuk ke suatu negara, dan banyaknya melalu waralaba, MNC tersebut bukan hanya membawa produk baru atau sistem manajemen baru pada masayarakatnya. MNC ini juga membawa budaya, the values of culture. Sebagai contohnya adalah Strabucks. Gerai kopi yang berasal dari Amerika Serikat ini membawa budaya minum kopi. Bahwa sebenarnya kopi dapat dikonsumsi siapa saja. Ketika selama ini kopi diidentikan dengan orang dewasa, pegawai kantoran, hingga masayarakat kelas bawah, Starbucks membuat kopi menjadi gaya hidup. Lihat saja gerainya yang memang dapat ditemui di pusat perbelanjaan atau jalan protokoler. Tentu saja target pasar Strabucks adalah mereka yang memang biasa hang out di mall, lebih spesifik lagi anak muda. Lihat saka bahwa saat ini mayoritas anak muda, yang memang mempunyai uang saku lebih, akan lebih memilih untuk ngopi di Starbucks, tentu saja tidak semua berpikiran seperti itu. Lalu apa yang dijual Starbucks sebenarnya? Kopi? Atau gaya hidup? Saya lebih berpikiran pada opsi yang kedua, bahwa ketika anda membeli satu cup Vanilla Latte, yang anda ingin dapatkan bukan hanya Vanilla Latte saja, tapi juga atmosfer minum kopinya. Itulah yang sebenarnya dijual. Satu kali, saya pernah menyambangi gerai Starbucks di Cihampelas City Walk dan memang yang saya liaht adalah sekumpulan anak muda yang memang mencari atmosfer minum kopi. Orang yang memang addict caffein mungkin akan lebih memilih gerai kopi lain yang lebih dapat dijangkau kantong, namun lebih enak dari Starbucks.

Kedua, budaya yang telah ada memungkinkan MNC berinvestasi. Untuk ini, Starbucks lagi-lagi bisa menjadi contoh. Sempatkah terlintas di pikiran anda bahwa Indonesia mempunyai budaya nongkrong? Berapa banyak kedai kopi yang ada di sepanjang jalanan? Siapa yang menjadi konsumennya? Ya, lagi-lagi ini menjadi jawaban bahwa adanya Starbucks mengakomodir kalangan kelas atas untuk mempunyai tempat minum kopi yang nyaman. Target konsumennya jelas, eksekutif muda yang menyukai kopi dan butuh asupan caffein secara instan serta anak muda yang lebih suka pusat perbelanjaan daripada pasar tradisional. Inilah celah yang menjadi lahan MNC. Belum terjamah namun prospeknya menjanjikan.

Akhirnya, seperti yang Pa Widya kemukakan, pertanyaan ini harus dilihat dari dua sisi.

Sekian,

David.

PS. Posting ini mulai saya ketik ketika pertemuan pertama mata kuliah ini dan saya selesaikan setelah UAS. Hahaha.. Ternyata, saya sibuk juga...

PPS. Jujur, saya lebih memilih untuk menyeduh kopi instan di kamar kosan meskipun rasanya tidak seenak Starbucks. Tapi, bukankah cukup gila untuk membayar hampir Rp. 40.000 untuk satu cup Medium Ice Vanilla Latte with Light Sugar... ;P


Saturday, February 14, 2009

Pilek.....

.... dapat didapatkan jika kamu,

  • malamnya tidak makan, demi menjaga program diet nya...
  • tapi sebelumnya kehujanan....
  • dan paginya cuma makan kupat tahu....
  • dan rapat sampe sore....
  • yang akhirnya ga bisa tidur malamnya....
  • dan males bikin teh anget....
  • baru bangun jam sembilan pagi dengan pusing...
Try it, It's Nice!!!!




David,
shhhhhsrooot

Thursday, February 12, 2009

TERLELAP....

Setelah satu harian berkutat dengan kampus....

Dan rapat di malamnya....

Yang diinginkan hanya satu

TERlelap....

Karena dalam delapan enam jam ke depan...

Sebuah hari telah menanti...

Tuesday, February 10, 2009

Berdamai dengan Masa Lalu...

Mungkin posting ini akan menjawab sebuah pertanyaan sebagai berikut : Pernakah kamu berdamai dengan masa lalu? Mengapa kita berdamai dengan masa lalu? Bagaimana jika kita tidak memilih untuk berdamai? Bagiamana caranya kita berdamai dengan masa lalu, meskipun itu menyakitkan?

Semua pertanyaan tersebut saya dapatkan setelah menonton film Claudia Jasmine. Dan bagi kamu yang mendapatkan pertanyaan itu sekarang, dan belum menonton filmnya, saya sarankan untuk menonton. Claudia Jasmine, sebuah film Indonesia yang menurut saya berbeda dengan film Indonesia pada umumnya. Saya tahu ini film layar lebar, dan pernah diputar di jaringan 21. Namun, saat itu selain tidak ada waktu, saya pun masih ragu-ragu untuk nonton film Indonesia yang satu ini. Tahu kan kalo film Indonesia jarang ada yang menggigit. Apalagi ketika liat line up nya, Nino Fernandez, Andhika Pratama, Kinaryosih, dan Kirana Larasati. Saat itu, saya masih menjudge film berdasarkan pemainnya. Saya akui itu. Prinsip saya, tonton semua film Dian Sastro dan Nicholas Saputra, and the rest can wait. Tapi sekarang, saya sudah, mungkin, lebih terbuka. Toh, banyak juga film bagus dengan pemain selain Nico dan Dian.

Nah, Claudia Jasmine sendiri dibuka dengan cerita dua orang yang berbeda, Claudia (Kirana Larasati) dan Jasmine (Kinaryosih). Yang satunya masih SMA, yang satunya udah jadi SPG. Awalnya sih diceritain gimana si Claudia itu dan Jasmine, with their own life. Hingga sebuah titik dimana Claudia hamil karena pacaranya (Andhika Pratama) dan Jasmine dilamar oleh pacarnya (Nino Fernandez), yang akhirnya ditolak dengan sebuah alasan ...

... bahwa Jasmine yang sekaranga adalah Claudia di masa lalu. Setelah mengaborsi kandungannya, Claudia dan keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta dan menggunakan nama belakangnya, Jasmine. Jasmine, yang selalu meminum kopi hitam pahit, merasa bahwa masa lalu selalu mengikutinya, dan dia tidak bisa mempunyai masa depan yang diinginkannya karena apa yang telah terjadi. Hal itu juga yang menjadi alasan mengapa lamaran itu ditolak.

Namun, diakhir film, lamaran pacarnya diterima, dengan sebuah proses berdamai dengan masa lalu. Jasmine akhirnya menerima masa lalunya sebagai sebuah bagian dalam hidupnya. Toh, masa lalu tidak dapat diubah, itu sudah terjadi, namun bagaimana kita menghadapinya itu yang penting. Selain itu, ada juga cerita tentang teman SMA nya, yang sudah kuliah di Jerman, yang ingin melamar Jasmine, namun diurungkan niatnya karena tahu Jasmine hanya menganggapnya saudara. Ini juga salah satu bentuk berdamain, namun berdamai dengan kenyataan, yang harusnnya udah diketahui dari masa lalu.

Anyway, berdamai dengan masa lalu memang ga gampang. Butuh proses, kadang cukup dengan beberapa hari, kadang itu memakan waktu bertahun-tahun. Belum lagi segala daya upaya untuk menjadikan masa lalu itu bukan mimpi buruk. Banyak orang biasanya memilih untuk mengganti rutinitas, hal-hal yang bisa mengaitkannya dengan kejadian tertentu. Atau hanya membutuhkan perenungan sebentar saja lalu, wusss, masa lalu itu hilang seperti ada peri baik hati yang menggoyangkan tongkatnya.

Namun, apapun itu caranya, berapapun waktu yang dibutuhkan, dan seberapa beratnya proses itu harus kita lalui, berdamai dengan masa lalu itu penting. Bagaimana bisa kita menatap masa depan dengan optimis jika dalam diri kita masih ada bayangan kelam dari hari kemarin? Bukan maksud untuk menghilangkan masa lalu dalam kehidupan seseorang, namun bukankah masa lalu itu untuk dikenang, dan bukan untuk ditakuti? Mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi sehingga tidak terulang lagi? Dan untuk apa itu semua, selain untung hidup tenang, tentu saja untuk sebuah masa depan yang lebih baik. Iya kan?

Lalu, bagaimana caranya untuk berdamai dengan masa lalu? Bagi saya, yang kadang belum bisa deal with the problem, mulailah dari hal simpel, seperti memaafkan. Ya, maaf adalah obat yang mujarab untuk menekan emosi. Saya percaya ketika kita emosi, salah satu hal yang menjadi 'the anger button' adalah masa lalu. Sekali masalah itu dibahas, jadinya bisa panjang. Tapi coba kalau kita sudah memaafkan apa yang terjadi, memaafkan orangnya, memaafkan tempatnya, memaafkan kejadiannya, hingga memaafkan diri sendiri. Kadangkala apa yang terjadi di masa lalu itu karena diri kita sendiri kan. C'mon guys, be a saint by forgive them. Toh, memaafkan adalah salah satu kebaikan juga. Hingga akhirnya, ketika kamu sudah bisa memaafkan, ketika masa lalu jadi pembicaraan, kamu sudah bisa tersenyum menghadapinya.

Saya akui, saya juga pernah, dan kayaknya juga masih, bermasalah dengan masa lalu. Ada beberapa bagian masa lalu yang belum bisa termaafkan. Toh, proses itu masih jalan kok bagi saya. Dan untuk bagian masa lalu yang sudah termaafkan, hidup rasanya sedikit ringan. Karena pada dasarnya dalam hidup kita akan mengalami masalah kan, yang mana akan membuat hidup berat, dan teorinya semakin lama hidup dan semakin panjang usia kita, semakin banyak masalah yang akan dihadapi kan?

Makannya, mulailah memaafkan, dan berdamai...




Something Inside,
David.

Wishlists...

In order to welcoming the birthday of David, he has some wishes... So fell free to pick them as the idea for the present. The birthday man, because he will be 20 y.o will happy to receive that.

So, here the list...
  1. Olivia - The Best, CD. He saw it at Disc Tarra.
  2. Shoes, light brown, or brown, or white. Puma will be okay. His size is 45.
  3. Nokia E61 or E71 or BlackBerry. hahahhhaha. LOL.
  4. Slim Fit Long Sleeve or Short Sleeve Shirt. Baby Blue, White with Stripes, Black with Stripes, Light Green. Argadine is OK. He forget his size.
  5. A very good book.
  6. A girlfriend. He never have one. Hahahhaha. LOL
  7. Everything that wanna make him cry. Meaning a very suprise present.
Hohohohohoh.......



PS : Saya lagi ga ada kerjaan, jadi ngebuat ginian...

Friday, January 02, 2009

SYMPHONESIA.... Catatan yang ingin tercatatkan..

Sebenernya udah lama banget pengen nulis tentang SYMPHONESIA. Sayangnya baru sekarang ya bisa tersalurkan. Temen-temen lainnya udah bayak banget yang nulis tentang ini, rata-rata sih di Facebook dan ngetag temen lainnya. Sayangnya saya bukan tipe orang yang suka untunk nulis note di FB, saya lebih suka nulis di blog. Dan karena segera setelah SYMPHONESIA saya pergi ke Pekanbaru, dan diikuti kegilaan lainnya, baru sekarang ini bisa nulis. Meskipun ya, keliahatannya euphorianya udah selesai, ga ada salahnya toh, kalo ini diceritakan juga. Meskipun menulis ini ditengah-tengah deadline tugas, well, ini saran relaksasi juga kan...

Nah, apa sih SYMPHONESIA??? Bagi kamu mahasiswa UNPAD jurusan HI, keterlaluan kalo ga tau. Bagi kamu mahasiswa UNPAD Jatinangor, pernah liat baligho segede gaban di bunderan boulevard, pernah liat orang tereak "Symphonesia..." di gerbang lama, atau malah pernah ditawarin tiketnya.. Bagi anak-anak UNPAD Dipatiukur, baligho depan kampus DU udah cukup besar ya... Bagi anak ITB, konon katanya, spanduknya ada di Ganesha, dan tentu saja balighonya di depan jalan ke SABUGA... Bagi masayarakat Bandung, yang juga mendengarkan Radio Ardan, pasti pernah denger iklannya. Bagi yang ga tahu, makannya saya sekarang nulis. Hehe..

SYMPHONESIA, atau seperti disingkat panitia lain sebagai Sympho, merupakan sebuah proyek besar Himpunan Mahasiswa HI periode 2007-2008. Awalnya sih ini dicetuskan sebagai sebuah IR EXPO, yang ingin mengumpulkan semua elemen HI UNPAD dalam sebuah perhelatan akbar. Nah, di Rapat Kerja HIMA tercetuslah ide ini, meskipun pada saat itu belum menjadi sebuah konsep matang, tapi hanya sebuah blueprint. Untungnya Departemen Seni Budaya, yang saat itu masih di bawah Teh Niken, punya program Gelar Budaya Nusantara. Akhirnya, program kerja itulah yang menjadi landasan utama IR Expo, saat itu belum menjadi Sympho. Dengan catatan : semua departemen di bawah HIMA memberikan sumbangsihnya, dalam kepanitiaan, dan juga acara. Jadilah semua departemen, yang memungkinkan untuk memasukan acaranya ke dalam Sympho, mendelegasikan acara nya, yang notabene program unggulan ke dalam struktur Sympho.

Pada saat itu, saya masih berada di bawah Departemen Kajian. Kajian biasanya identik dengan seminar, diskusi, dll. Makanya, untuk Sympho kajian memasukan Seminar sebagai salah satu mata acara Sympho. Meski akhirnya, format seminar itu berubah menjadi talkshow. Temanya sih masih sama dengan tema utama dari Sympho, yaitu kebudayaan. Nah, saat memilih siapa yang akan menjadi Penanggung Jawab acaranya, yang available saat itu adalah Dennis. Maka jadilah ibu yang satu itu menjadi perwakilan Kajian di kepanitiaan inti Sympho. Nah, saya di mana ya???

Saya sendiri bergabung di bawah Divisi Acara, tepatnya di bawah Konser. Penanggung jawabnya sendiri adalah Okky, yang sekarang jadi Ketua HIMA. Sebenernya saya kurang deket sama Okky sebelumnya. Hanya tau kalo dia adalah ketua Makrab 2006. Nah, kenapa saya masuk kesana ? Jawabannya, pertama karena saya memang milih untuk masuk ke konser. Dengan bayangan konser besar, saya jadi antusias untuk masuk ke divisi ini. Kedua, karena saya pernah jadi Show Director untuk HI-Lite. Ketiga, karena mungkin cuma di sini saya bisa kerja. Hehehe.

Nah, di konser, kita sebenernya bertugas untuk membuat sebuah pagelaran seni sebagai puncak dari acara Sympho sendiri. Apa sih yang menjadi menarik bagi sebuah pagelaran? Pastinya, bintang tamu. Mulailah kita menyusun list artis, mulai dari yang indie sampe label gede. Mulai dari yang pop sampe rock. Mulai dari jazz sampe dance. Setelah disusun, serta mempertimbangkan budget yang ada, mulailah mengontact para manager untuk ngecek jadwal si artis dll. Saya, ternyata, kebagian untuk RAN sama Maliq & d'essentials. Untuk RAN ternyata ga available. Untuknya Maliq bisa. Jadilah Maliq menjadi headliner konser kebudayaan Sympho dengan artis lain seperti SORE, MOCCA, Closehead, DEP, dll. Lalu dimana letak kebudayaannya? Kita juga menghadirkan penampilan kebudayaan dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Saman, Saung Angklung Udjo, dll.

Ternyata kerja saya cukup edan saat itu. Menjadi penghubung untuk Maliq, termasuk nego fee dan riders, memberikan saya pelajaran bahwa kerja di dunia entertainment bukanlah sebuah kerjaan yang mudah. Untuk menampilkan sebuah tontonan yang kelas satu, sebuah band pasti berurusan dengan sound, lighting, akomodasi, logistik, transportasi, dll. Jadilah saya tahu mengapa fee yang dibayarkan menjadi sangat worth it. The price tell us the performance. Dan itu yang terjadi dengan Maliq. Bisa dikatakan. Maliq lah bintangnya malem itu. Dan untuk mendatangkan Maliq, serta menampilkan yang terbaik, persiapan bukan hanya dalam satu dua hari. Jadi inget saya, malem-malem sama Aji dan Indra, anak logistik yang in charge buat sound dan lighting, ke tempat orang soundnya, dan saya tau betapa ribentnya nyiapain semua audio itu. Hehehe.. Belum lagi, harus selalu keep contact sama Dita, koordinator Akomodasi, untuk mastiin semua akomodasi band pas manggung.

Setelah semua persiapan pra konser hampir selese, tugas baru pun datang. Kali ini saya ditujuk untuk menjadi Stage Manage I. Mulailah membuat rundown, memikirkan stage flow, alur artis, dll. Dan puncaknya hari H, saya harus selalu di samping panggung untuk koordinasi ke SM lainnya, ke Koor lainnya, ke koor saya, ke sound, ke lighting, dll. Total hapir dari 10 jam pertunjukan terbayar ketika saya melihat venue penuh, tepuk tangan membahana, sing along, dan jeritan penonton. Semua terbayar dalam satu malam.

Untuk itu, saya disini ingin memberikan terimakasih dan acungan jempol untuk :

  1. Allah SWT, Yang Memudahkan Semuanya. Untuk kekuatan-Nya menjadikan saya bisa.
  2. Orang tua saya. Yang selalu sabar ketika anaknya ditelpon tapi tidak diangkat karena sedang rapat, untuk nasehatnya agar jaga kesehatan.
  3. Temen-temen yang ambil mata kuliah yang sama, untuk informasi tugasnya, ketika saya tidak masuk.
  4. Ricco dan teh Tara, untuk kepercayaan yang diberikan.
  5. Okky, koor yang selalu pusing, yang di hari saya akhirnya liat senyum di dirinya.
  6. Teh Niken, Widhi, dan Lidya, sesama SM yang riweuh banget. Khusus untuk Widhi, terimakasih karena udan bergabung dan memberikan tumpangan tidur.
  7. Brina, Ahmad, Uwie, Venda, Fransis. BSM yang menjaga artis kita.
  8. Insan dan Bembi. Technical Manager, yang membuat semua tampilan audio dan visual yang ok gila.
  9. Dityo, Aji, dan Indra, juga semua Logistik, dengan nama sandi BlackHawkDown. Untuk semua kebutuhan konsernya.
  10. Dita dan akomodasi. Makasih ya, untuk dikasih kamar Setabudhi, yang ga dipake..
  11. Ichel, Lo Maliq. Yang sangat sabar menghadapi Mas Adjie.... Yang udah menjadi penyambung kita.
  12. Semua Panitia, keluarga HI UNPAD, yang tidak tercatakan...


Ini adalah sebuah catatan, yang ingin tercatatkan...



Saya, Brina, Widhi, Teh Niken. After The Show.