Tuesday, April 29, 2008

A Confession of A Show Director

Well, selamat datang di pengakuan seorang show director. Singkatnya, ini pengalaman pertama saya kerja di Divisi Acara. Kebetulan saya jadi Person In Charge kalo koordinatornya lagi gak ada, malah diangkat segala jadi co-koor. Mulai dari bikin konsep, mikirin tema, dress code, mikirin apa yang mau ditampilin, bikin rundown, jaga waktu, sampe ribetnya hari H.

HI-LITE (Hubungan Internasional for Long, Intimate, and Turning on Nite) : The Lite Side of HI merupakan malam keakrabannya HI UNPAD. Seperti tahun-tahun sebelumnya, penyelenggara makrab adalah angkatan termuda di jurusan, wich means untuk tahun ini angakatan 2007-lah yang bertanggung jawab untuk menjadi panitianya. Well, kami-kami ini baru saja lulus SMA, minim pengalaman dengan ego yang masih sangat besar. Namun, dengan semua kerja keras, tawa, tangisan, keringat, hingga emosi yang tercurahkan, kami menjadikan Selasar Sunaryo pada 26 April 2008 menjadi berkilauan.

Sejak pertama mulai staffing buat acara ini, saya memang sudah memutuskan untuk masuk ke Acara. Alasannya jelas. Di Logistik, saya orang yang tidak suka teknis. Di Marketing, saya kurang bisa menjual. Di LO, saya bukan perempuan. Di Humas, malas dengan birokrasi. Di Keamanan, bisa jadi bahan tertawaan. Di Konsumsi, tertarik tapi tidak akan all out. Jadilah Acara menjadi tujuan saya, sekaligus lahan saya untuk belajar. Kebetulan Widhi, koordinator divisinya, menurut saya berpengalaman dalam ngebuat acara seperti ini. Secara, saya memang belum pernah bikin acara. Apalagi langsung ada di divisi Acara. Jadilah saya, untuk pertama kalinya, menjadi bagia dari sebuah kepanitiaan di kampus.

Tugas pertama divisi ini tentu aja mengodok konsep mentah (atau lebih tepatnya membuat konsep) yang sudah diajukan menjadi sebuah konsep yang jelas dan dapat diwujudkan menjadi sebuah acara dengan format gathering. Yang pertama muncul ke permukaan sebagai konsep adalah bahwa kita akan ngundang band yang formatnya bisa akustikan (atau yang tidak memainkan musik gonjrang-ganjreng), sehingga konsepnya adalah One Night With. Diterima oleh angkatan, terkendala oleh aturan.

Gagal dengan konsep pertama, konsep pun digodok dengan sangat cepat!! Kurang dari tiga jam..... Hasilnya, The White Side of HI, yang akhirnya berevolusi menjadi HI-Lite : The Lite Side of HI (yang dikarenanakan oleh penyesuaian nama, sehingga tidak terkesan satu warna). Kita juga bikin tagline donk, berasa film gitu, which is Colors Are Sparkling (yang mana awalnya takut salah presepsi dan membingungkan angkatan atas).

Lanjut ke tempat. Sempat bingung karena :
  1. Kalo bisa outdor
  2. Bisa nampung sampe 700 orang
  3. Bisa berkesan
  4. Bisa sewa seharian
  5. Sesuai budget!!!!
Pilihan pertama, Dago Tea Huis. Kelebihan, luas, murah, outdoor pisan. Kekurangan, bakal menggila dekor, secara tempatnya gak bisa dibilang udah manis aja gitu..

Pilihan kedua, Selasar Sunaryo Arts Space. Kelebihan, tempatnya udah cantik, luas, keren, outdoor. Kekurangan, budget....

So, we take SSAS. Tanda tangan kontrak, fixasi tempat, dan lain-lain bukan bagian saya. Bagian saya adalah bikin rundown. Well, disinilah saya memulai peran sebagai Show Director. Dengan hanya berbekal catatan yang diberikan LO, saya dan Widhi harus membayangkan flow acara yang bakal kita wujudin. Sesorean kita ngegodok semua materi yang udah siap untuk masuk ke rundown, sebelumnya nanti dipublish dan akan di fix menjadi master rundown. Makes some phone calls, arguing, some nicotin akhirnya mengantarkan rundown kita siap publish.

Setelah dipublish, ternyata untuk menjadikannya master rundown, negosiasi berlanjut. Sesi telepon pagi-siang-malam dengan LO, juga dengan pengisi acaranya, more arguing, more nicotin mengantarkan master rundown kita, yang siap menjadi sebuah show di SSAS 26 April-nya.... Saatnya menajdi seorang Show Director...

Untuk kamu yang akan menjadi SD, untuk pertama kalinya, seperti saya, here are some tips... :

Siap Menjadi Seorang Yang Jutek
Kalau kamu bukan seorang yang jutek, siap-siaplah untuk menjadi seseorang yang lain. Jutek dibutuhkan untuk menghadapi pengisi acara, panitia lain, atau pihak-pihak lain yang bener-bener ganggu. Bagi temen-temennya SD, maklumilah tuntutan pekerjaan ini!!!

Fashion Is Painfull
Ingat bahwa meskipun kamu yang membuat aturan dresscodenya, meskipun kamu mempunyai sejuta impian fashion yang ingin diwujudkan, meskipun kamu ingin kelihatan fashionable, ingatlah bahwa menjadi SD haruslah nyaman. Kamu akan sering lari sana sini, naik turun tangga, berkeringat, dan lain-lain yang akan membuat kamu berpikir berkian-kian kali untuk menggunakan sesuatu. Sangatlah tidak bijak untuk memakai kombinasi berikut, long sleve white shirt, grey chekker vest, grey trousers, a pet cap, and PANTOFEL.... Hal terakhir akan membuat kamu merasa pegal-pegal selama dua hari setelah acara. Pakailah kets....

Demikian pengakuan dan pengalaman saya. Ini adalah sebuah langkah baru, yang mungkin akan saya tekuni.. So, enjoy...


Regrads,

David


PS : Foto bagaimana saya setelah acara bisa dilihat di MP saya...



No comments: